The Good Wifi Comes From The Good Design
Kita tau saat ini Wifi Design merupakan sarana penting untuk kebutuhan perorangan atau perusahaan. Perangkat yang dipakai harian seperti handphone, laptop sudah pasti menggunakan koneksi Wifi.
Catatan: Koneksi WiFi di kantor Anda tidak stabil? Saatnya periksa jaringan WiFi anda dengan WiFi Assessment eksklusif dari Edavos, daftarkan diri anda sekarang! Jika Anda membutuhkan Solusi IT lainnya kami memiliki berbagai layanan Jasa IT Terbaik yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis Anda.
Bahkan perangkat-perangkat yang dahulu menggunakan kabel sekarang sudah lumrah menggunakan koneksi Wifi seperti TV, printer, CCTV, dll. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan mobile user experience dan efisien dalam arti tidak perlu memasang kabel ke masing-masing perangkat melainkan hanya perlu memasang Access Point sebagai koneksi Wifi.
Topik yang akan dibahas:
Permasalahan koneksi wifi tidak stabil
Namun pernahkan kita mengalami koneksi wifi yang kurang stabil? Sehingga koneksi kita menjadi tidak bagus, putus-putus bahkan tidak terkoneksi sama sekali. Biasanya kita akan cek di indikator wifi perangkat kita seperti handphone atau laptop apakah bar wifinya penuh atau tidak. Jika hanya menyisakan 1 sampai 2 bar sudah pasti koneksi lambat karena koneksi lemah, biasanya kita akan berganti posisi untuk mendapat sinyal wifi yang lebih baik. Atau mungkin sebaliknya, bisa jadi bar wifi kita penuh tetapi koneksi masih saja lambat, hal itu bisa saja terjadi, karena kapasitas access point sudah tidak dapat lagi menampung jumlah perangkat yang terkoneksi.
Dua hal di atas dapat kita lihat bahwa permasalahannya karena peletakan Access Point yang tidak dapat menjangkau keberadaan user di area tertentu. Dan kedua, jumlah access pointnya kurang sehingga tidak dapat lagi menampung koneksi dari user.
Untuk masalah pertama, yang umumnya terjadi ketika akan memasang Access Point seringkali kita hanya “menduga-duga” letak peletakan posisinya. Misal di dalam sebuah kantor ada tiga 6 ruangan. Misal di antara 3 ruangan penyekat interiornya adalah kaca. Dan 3 ruangan lainnya batu bata. Lalu di asumsikan memasang hanya memasang 2 Access Point saja yang posisinya di depan 3 ruangan kaca dan 3 ruangan batu bata.
Baca Juga: Teknologi Wireless Roaming Jamin Koneksi Lebih Stabil
Kemudian kita mendapat komplain sinyal lambat dari orang yang berada di ruangan batu bata. Padahal jarak peletakan access point antara ruang interior batu bata dan kaca adalah sama, lalu mengapa ruang kaca tidak ada komplain? Nah, hal tersebut bisa saja terjadi faktanya rambatan signal wifi sangat dipengaruhi oleh apapun objek penghalangnya di lokasi. Maka dari itu kita tidak bisa berasumsi sembarangan mengenai sinyal suatu Wifi. Misalnya kita sudah membeli access point yang mahal tetapi hasilnya tidak maksimal. Hal ini terjadi karena signal wifi bergantung pada “hambatan” apa saja di lokasi dan dimana kita meletakan access pointnya.
Masalah kedua, sama seperti masalah pertama. Namun ini lebih menekankan pada berapa banyak perangkat yang terkoneksi. Contoh dalam sebuah kantor ada 3 ruangan, ruangan pertama memiliki user sebanyak 25 orang, ruangan kedua 35 orang, ruangan ketiga 50 orang. Lalu kita memasang access Point tiap ruangan satu unit saja per ruangan. Dapat dipastikan kita akan mendapatkan komplain lebih banyak dari ruangan ketiga. Karena perangkat yang terkoneksi sangat banyak. Kapasitas access point tidak lagi dapat menampung sehingga koneksinya jadi tidak maksimal. Perlu di ingat 1 user saat ini bisa berarti 2 atau 3 perangkat. Karena umumnya user minimal memiliki handphone dan laptop. Bahkan lebih bisa memiliki lebih dari satu handphone atau satu laptop.
Lalu pertanyaannya, bagaimana kita dapat mengantisipasi terjadinya masalah tersebut? Jawabannya adalah dengan membuat Wifi Design. Ya, mendesign sebuah WLAN(Wireless Local Area Network) yang baik dan benar. Sama seperti mendesign LAN yang selama ini sudah kita ketahui. Mendesign WLAN juga ada beberapa faktor dan tata cara yang perlu kita perhatikan. Di dalam artikel ini kita akan membicarakan dalam mendesign WLAN atau Wifi apa saja requirement yang perlu kita perhatikan, bagaimana memprediksi letaknya, berapa banyak kita butuh access point, bagaimana mem-validasinya, dll.
Requirement yang Dibutuhkan
Dalam membuat Wifi Design untuk WLAN, ada hal atau requirement yang kita butuhkan sebelum kita melakukannya. Hal itu agar desain yang kita buat tepat dan memiliki kualitas yang baik. Jikapun disitu masih ada masalah, kita punya data yang dapat kita trace dan melakukan perbaikan. Setidaknya ada 2 hal yang harus diperhatikan. Yaitu Coverage dan Capacity.
Coverage adalah berhubungan dengan besaran jangkauan. Hal ini agar kita mengetahui sebetulnya Wifi kita digunakan untuk apa? Sebesar besar? Ada 3 hal yang perlu kita perhatikan terkait Coverage
- Area Cover : terkait Area. yaitu berapa banyak ruangan yang harus di cover oleh Wifi dan seberapa luasnya (dihitung dalam satuan meter). Semisalnya dalam suatu bangunan memiliki 3 ruangan. Ruang meeting, ruang staff, ruang tunggu. 3 ruangan tersebut memiliki luas masing-masing 20m2. Artinya area yang kita cover ada 3 ruanga tersebut dan luas total 60m2.
- Optimize 2.4Ghz and 5GHz : Setelah kita mengatahui area apa saja yang di cover. Kita dapat mengetahui “prioritas” ruangan mana yang paling penting. Sehingga kita dapat mengoptimalkan Radio Frequency yang kita gunakan. 2.4GHz mempunya kelebihan jangkauan yang luas tetapi rentan terkena interferenece. 5GHz memiliki jangkauan kecil, tetapi memiliki sinyal yang lebih baik. Ruangan yang prioritas seperti ruang meeting dapat menggunakan 5GHz.
- Use VoIP, Video or data : kita harus mengatahui traffic di dalam WLAN kita jenis packetnya apa saja. Apakah itu VoIP, Video, atau data.? Karena itu akan menjadi dasar pada saat kita mendesign kita harus meletakkan Access Point kita dimana. Dan tiap jenis traffic memiliki best practice signal yang berbeda-beda. Untuk Data : -75dBm, VoIP : -67dBm.
Capacity berhubungan dengan berapa kapasitas yang akan kita cover. Hal ini penting agar kita mengatahui berapa beban di dalam WLAN kita. Ada dua hal yang kita perlu catat dalam capacity :
Baca Juga: Apa itu Wi-Fi & Cara Kerjanya
- Number of end user Wi-Fi devices : artinya berapa banyak device atau perangkat yang digunakan user kita. Dan apa jenisnya. Yang umumnya dipakai user handphone dan laptop. Selain itu juga ada perangkat-perangkat lain yang menggunakan wifi seperti smart TV, CCTV, dan printer. Kita harus catat berapa banyak jumlah perangkat-perangkat tersebut.
- Application run on each device type : menyambung penjelasan pada coverage sebelumnya. Disini lebih spesifik lagi. Yaitu aplikasi apa yang jalan di masing-masing device tersebut. Apa itu HD Video, Email, Web browsing/FTP, Skype, Webex, dan lain sebagainya. Hal ini agar kita tahu beban aplikasi dalam WLAN kita dan kita dapat mendesign sesuai fungsinya.
Setelah kita mengetahui requirement apa saja yang dibutuhkan, kita dapat memulai membuat Planning Wifi Design kita yang dijelaskan di bagian berikutnya.
Wifi Planning – Preductive Survey
Ada beberapa metode dalam mendesign atau planning Wifi. Ada Predictive design, Pre-Deployment survey, dan Post-deployment survey. Dalam bahasan kali ini kita menggunakan metode predictive design.
Predictive Design adalah metode memprediksi sebuah jaringan WLAN dengan mempertimbangkan beberapa aspek. Di antara requirement seperti yang dijelaskan sebelumnya dan situasi lapangan yang akan kita buat Wifi Design untuk WLANnya. Dijelaskan seperti berikut :
- Layout Area : Disini kita lebih spesifik lagi dari yang dijelaskan sebelumnya. Di tahap ini kita harus memiliki layout area. layout area sebaiknya presisi dengan kondisi asli di lapangan.
- Walls and Floors : Setelah kita memiliki layout, selanjutnya kita harus lihat ke lokasi, dinding interior di lokasi menggunakan apa saja. Karena ketebalan dinding sangat mempengaruhi rambatan sinyal Wifi. Jenis-jenis dinding beserta satuan hambatannya yang umumnya ada sebagai berikut :
- Window, Thick : 3.0 dB
- Window, Interior : 1.0dB
- Wall Dry Hollow : 2.dB
- Wall Dry : 3.0dB
- Wall Concrete : 12.0 dB
- Wall Cinder Block : 5.0 dB
- Wall Brick : 10.0 dB
- Shelf Warehouse : 27.0 dB
- Shelf Retail : 5.0 dB
- Marbel : 6.0 dB
- Elevator Shaft : 30.0 dB
- Door Thin : 2.0 dB
- Door Hollow Wood : 4.0 dB
- Door Interior Office : 4.0 dB
- BookShelf : 2.0 dB
- Antenna : secara fisik ada dua jenis antenna. Yaitu antenna internal dan antenna eksternal. Di antara keduanya memiliki perbedaan jika internal antennanya sudah embedded di dalam Access Point. Ekseternal ada di luar access point dan kita bisa arahkan antenna.
- Channel : Penggunaaan channel yang tidak tepat akan mempengaruhi koneksi. Jika channel yang sama berdekatan dapat terjadi Collusion sehingga koneksi wifi akan buruk.
- AP Location : ini hal paling penting. Yaitu dimana kita meletakan Access Point kita dan berapa banyak. Karena jika kita salah menempatkan Access Point atau kurang jumlahnya, makan akan percuma WLAN kita tidak akan berjalan maksimal.
Pada bagian berikutnya akan dijelaskan bagaimana cara kita dalam membuat Wifi Design atau WLAN berdasarkan hal-hal yang sudah di jelaskan sebelumnya.
Study Case Design – With Predictive Design
Pada bagian ini kita akan mendesign sebuah WLAN. Untuk dapat mendesign Wifi dengan Predictive Design kita harus menggunakan tools. Tools yang kita gunakan adalah Ekahau Pro. Pada tahap pertama kita akan masukan data seperti yang dijelaskan pada sebelumnya. Misalkan kita punya data sebagai berikut :
- Layout Office
- Panjang : 40 meter
- Ruangan : Staff, Receptionist, Conference Room(Ruang meeting)
- Number of user :
- Staff Area : 38 users
- Handphone : 38 Unit
- Laptop : 38 Units
- Receptionis : 10 user
- Handphone : 5 units
- Laptop : 2 units
- Meeting Room : 30 Users
- Handphone : 30 Units
- Laptop : 30 units
- Staff Area : 38 users
- Application run each device type
- HD Video
- Web Browsing
- Webex
- Walls
- Wall Concrete : 12.0 dB
- Door Interior Office : 4.0 dB
- Wall Cinder Block : 5.0 dB
- Access Point :
- Cisco Meraki MR46
- SSID : OfficeStaff, OfficeGuest
Baca Juga: Manfaat Konsultan IT untuk Bisnis Anda
Step by Step Wifi Design with Ekahau Pro Planner
Berikut ini step-by-step bagaimana membuat Wifi Design dengan predictive design menggunakan Ekahau Pro.
- Scalling luas layout
Kita input layout pada software ekahau. Lalu buat ukuran berapa luas layout tersebut. Software ekahau menghitung simetris, jadi kita cukup masukan panjang atau lebarnya saja.
- Area Mapping Area
Setelah itu, kita mapping area berdasarkan peruntukannya dan berapa banyak asumsi user dan devicenya pada ruangan tersebut
- Gambar Walls pada layout
Setelah itu kita gambar walls sesuai keadaan di lokasi. Menggambar dinding bersadarkan warna
- Planning with auto-planner
Pada bagian ini, ada beberapa hal yang kita perlu set, diantaranya:
- Tipe Access Point yang kita gunakan
- Transmitter power
- Tinggi Access Point (secara vertikal dari lantai ke atas)
- Channel Width
- Minimum Data Rate
- Band Steering
- Jumlah SSID
kita dapat menggunakan fitur auto-planner dari Ekahau. Agar mempermudah kita. Atau juga bisa di set manual custom sesuai settingan kita. Untuk case di artikel ini kita menggunakan fitur auto-planner.
- Result Planning
Setelah kita masukan semua requirementnya, Ekahau akan generate hasilnya dan akan keluarkan hasil berupa gambar berapa banyak Access Point, letaknya dimana, menggunakan channel berapa. Seperti di gambar di bawah adalah hasilnya :
- Jumlah AP : 6 Units
- Channel : enable 2.4GHz dan 5GHz . (dapat di lihat di atas AP bagian atas nomer channel 2.4GHz, bawah 5GHz).
- Letak AP : Staff 4 Units, Meeting Room 1 Units, Receptionis 1 Units.
Demikian artikel ini di buat untuk memudahkan kita dalam membuat Wifi Design yang tepat agar kualitas Wifi kita baik. Dan juga jika terjadi kendala Wifi Design memudahkan kita untuk troubleshooting karena kita punya data desainnya.