Zero Trust Security, Solusi Keamanan Cyber yang Adaptif
Perusahaan yang belum menerapkan zero trust security mengira data dan aset perusahaan mereka akan aman, padahal belum tentu.
Catatan: Anda ingin mendapatkan Gratis Security Assessment eksklusif dari Cisco Umbrella? daftarkan diri anda sekarang! Ingat penawaran ini terbatas hanya untuk 30 pendaftar pertama. Jika anda membutuhkan Solusi IT lainnya, kami memiliki berbagai layanan Jasa IT Terbaik yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan anda.
Fakta bahwa 60% pelanggaran data bermula dari serangan internal menunjukkan keamanan yang cuma berfokus pada jaringan tidaklah cukup.
Itulah kenapa sebagian besar organisasi (59%) sekarang sudah mengaplikasikan strategi zero trust, sementara sisanya masih belum.
Jadi, apakah perusahaan Anda termasuk yang sudah atau belum?
Jika masih ragu dengan teknologinya, kami akan menjelaskan semua yang perlu Anda ketahui tentang zero trust.
Topik yang akan dibahas:
- Apa Maksudnya Zero Trust Security?
- Area Zero Trust, Melindungi Apa Saja?
- Bagaimana Zero Trust Memainkan Perannya?
- Komponen yang Harus Ada pada Zero Trust
- Cara Implementasi Arsitektur Zero Trust Security
- Contoh Zero Trust Security di Berbagai Bidang
- Apa yang Membuat Zero Trust Penting bagi Perusahaan?
- Tantangan Zero Trust Sekarang dan di Masa Depan
- Temukan Solusi Zero Trust Terbaik di Edavos
Apa Maksudnya Zero Trust Security?
Zero trust security adalah kumpulan keamanan yang memastikan suatu aset tidak diakses oleh sembarang pengguna atau perangkat tanpa melewati autentikasi.
Secara singkat, konsep zero trust pada dasarnya yaitu tidak percaya pada siapapun, baik dari dalam maupun luar jaringan.
Kalau boleh membandingkan, zero trust benar-benar lebih solid ketimbang keamanan tradisional yang cuma menggunakan perimeter jaringan.
Lihat gambar di bawah ini:
Dengan zero trust, Anda jadi tidak perlu khawatir lagi ketika menyimpan data di dalam jaringan maupun cloud.
Sebelum mulai menerapkan zero trust, pertama-tama mari pahami area cakupannya terlebih dahulu.
Area Zero Trust, Melindungi Apa Saja?
Zero trust security framework memfokuskan cakupannya pada tiga hal ini: pengguna, aplikasi, dan infrastruktur.
Ketiganya harus dikelola sesuai konsep dasar zero trust supaya keamanan cyber perusahaan lebih optimal. Berikut penjelasannya:
- Pengguna: Siapapun yang ingin masuk sistem akan melewati proses autentikasi identitas yang ketat.
- Aplikasi: Anda juga perlu melindungi sambil memantau perilaku aplikasi yang berjalan di balik layar.
- Infrastruktur: Infrastruktur fisik maupun cloud yang terhubung ke jaringan juga harus mengikuti kaidah-kaidah zero trust.
Teknologi zero trust termasuk dalam deretan komponen utama SASE.
Bagaimana Zero Trust Memainkan Perannya?
Sebenarnya ini proses yang rumit, tetapi akan kami coba gambarkan cara kerja zero trust secara sederhana. Simak penjelasannya:
- Pertama, sistem zero trust memulai proses autentikasi identitas sebelum membukakan akses.
- Setelah itu, pengguna mendapatkan akses berdasarkan perannya untuk menentukan bisa mengakses aset yang mana saja.
- Pengguna sudah masuk, tetapi sistem akan terus memantau aktivitasnya untuk menilai setiap perubahan yang terjadi.
- Kalau ada yang mencurigakan, maka pengguna dapat didepak atau terkunci dari sistem, tergantung kebijakan perusahaan.
Baca Juga: 10 Tantangan Cyber Security 2024 untuk Bisnis di Indonesia
“Zero trust bersifat proaktif. Sebuah solusi terpadu untuk keamanan aset digital di semua lapisan.” ~ Microsoft Security
Komponen yang Harus Ada pada Zero Trust
Strategi zero trust security mengedepankan kewaspadaan pada ancaman internal dan eksternal di perusahaan. Komponen-komponen yang Anda butuhkan yaitu:
Micro-Segmentation
Dengan firewall, Anda bisa membagi jaringan menjadi beberapa segmen yang terisolasi. Tujuannya membatasi pergerakan data, sehingga jika terjadi insiden kerusakannya tidak melebar ke segmen lain.
Identity and Access Management (IAM)
Komponen kedua adalah kontrol akses pengguna. Caranya dengan memberikan hak istimewa seminimal mungkin, hanya sesuai tugasnya saja.
Pemantauan Berkelanjutan
Dalam zero trust, Anda tidak boleh membiarkan pengguna begitu saja. Terus pantau dan identifikasi tindakan mencurigakan yang berpotensi menjadi ancaman.
Autentikasi Multifaktor (MFA)
MFA menjadi metode standar yang sangat berguna untuk mencegah akses tidak sah, bahkan peretas pasti kesulitan meski sudah mengetahui kata sandinya.
Enkripsi Data
Komponen selanjutnya adalah enkripsi. Ya, data juga membutuhkan enkripsi, baik saat mengirimkannya dari satu titik ke titik tujuan, maupun di penyimpanan.
Penegakan Kebijakan
Perusahaan membuat kebijakan yang mengatur akses, aliran data, peran, dll.
Visibilitas Jaringan
Visibilitas yang luas dalam jaringan bisa mendeteksi ancaman lebih cepat, sehingga Anda dapat meresponsnya secara real-time.
Cara Implementasi Arsitektur Zero Trust Security
Membangun zero trust biasanya dikerjakan secara bertahap. Untuk menerapkannya, silakan ikuti tahapan-tahapan berikut:
Tahap 1: Mengidentifikasi Aset Sensitif Perusahaan Anda
Pertama-tama, lakukan zero trust security assessment untuk mengetahui area mana yang paling butuh perlindungan karena rentan serangan.
Fokuslah pada aset digital dan fisik perusahaan yang berharga, seperti:
- Data pelanggan
- Informasi karyawan
- Internet of Things
- Platform perusahaan
Tahap 2: Membuat Segmentasi Jaringan
Seperti yang sudah dikatakan tadi, segmentasi jaringan, khususnya untuk data-data sensitif, itu penting dalam zero trust.
Mengapa?
Pertama, area yang sempit tentunya mempermudah pengelolaan.
Selain itu, segmen-segmen juga membatasi gerak-gerik peretas jika mereka berhasil masuk ke salah satu satunya, sehingga tidak akan menyebar.
Simak gambaran sebuah jaringan yang tersegmentasi dengan baik:
“Segmentasi jaringan dibutuhkan oleh semua perusahaan. Jika Anda belum menerapkannya, sekarang waktunya untuk memulai.” ~ AT&T
Tahap 3: Menetapkan Kontrol Akses
Zero trust security access sangat mengandalkan pengelolaan akses yang detail, membagi akses pengguna berdasarkan perannya masing-masing.
Dengan memperketat kontrol akses, perusahaan bisa memastikan bahwa setiap pengguna hanya memiliki akses yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka.
Baca Juga: 7 Bahaya WiFi Publik yang Mengancam Keamanan Perusahaan
Tahap 4: Mengaktifkan Autentikasi Multifaktor (MFA)
Meningkatkan keamanan akses dapat Anda lakukan dengan menggunakan MFA. Sesuai namanya, MFA mewajibkan setiap orang memverifikasi dirinya dua kali atau lebih dengan cara yang berbeda.
Akses baru akan terbuka apabila semua autentikasi faktor valid.
Contoh MFA paling standar adalah kata sandi, PIN, biometrik, atau informasi personal lain milik pengguna.
Tahap 5: Memantau dan Mengoptimalkan Jaringan
Tahap terakhir adalah memantau sambil terus menganalisis jaringan supaya strategi zero trust tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
Hal ini wajib Anda lakukan untuk secara berkala karena ancaman terus berkembang dari waktu ke waktu.
Itu pula alasan komponen zero trust juga membutuhkan visibilitas yang luas untuk bisa melihat semuanya dengan jelas.
Contoh Zero Trust Security di Berbagai Bidang
Selanjutnya, simak contoh kasus pemanfaatan zero rust pada perusahaan di berbagai bidang industri:
Perusahaan Retail Franchise
Katakanlah sebuah retail memiliki banyak toko di seluruh Indonesia. Mereka ingin mengamankan data pelanggan dan informasi keuangannya dari peretas.
Solusi zero trust security yang bisa diaplikasikan untuk kebutuhan tersebut antara lain IAM, MFA, serta membuat segmen-segmen jaringan.
Dengan begitu, perusahaan retail terkait dapat terhindar dari risiko pelanggaran data sekaligus mempercepat respons terhadap insiden keamanan.
Penerapan Zero Trust pada IoT di Kantor
Zero trust untuk IoT semakin penting karena pertumbuhan eksponensial perangkat IoT. Hampir 15 miliar perangkat IoT di seluruh dunia pada 2023!
Sayangnya, IoT rentan terhadap serangan. Hal ini menuntut strategi keamanan yang lebih mutakhir, seperti zero trust, misalnya.
Dengan segmentasi jaringan, perangkat IoT akan dipisah ke jaringan khusus untuk orang-orang yang perlu mengaksesnya saja.
Hal ini dapat mencegah infiltrasi ancaman ke bagian kritis jaringan melalui metode serangan supply chain.
Zero Trust untuk Pekerja Hybrid dan Remote
Tren zero trust juga cocok untuk perusahaan yang karyawannya bekerja secara remote atau hybrid.
Fungsinya untuk memastikan setiap karyawan mengakses data perusahaan secara aman, tidak peduli dari manapun mereka bekerja.
Caranya dengan memverifikasi identitas pengguna dan perangkatnya, serta membatasi akses hanya pada sumber daya yang diperlukan untuk bekerja.
Selain itu, zero trust juga membatasi risiko ancaman di tempat umum, misalnya serangan melalui WiFi Publik.
Jika perusahaan Anda juga menerapkan kerja remote, pertimbangkan zero trust security Cisco Umbrella.
Apa yang Membuat Zero Trust Penting bagi Perusahaan?
Menerapkan zero trust memang tidak gampang, tetapi ini memberikan banyak manfaat bagi perusahaan. Berikut beberapa manfaat zero trust security:
- Menghindarkan Anda dari risiko data breach.
- Meningkatkan kontrol akses ke aset digital.
- Mempermudah adaptasi pada perubahan.
- Meminimalkan tingkat keparahan serangan yang berhasil.
- Menekan biaya dan waktu pemulihan akibat serangan cyber.
- Menghilangkan attack surface di internet.
- Mempercepat tindakan terhadap serangan.
Tantangan Zero Trust Sekarang dan di Masa Depan
Peralihan ke zero trust dari keamanan tradisional banyak tantangannya. Selain butuh banyak sumber daya, perencanaannya juga harus sangat matang.
Apakah perusahaan Anda siap berinvestasi pada infrastruktur digital maupun fisik?
Ditambah, Anda mungkin juga perlu mengadakan pelatihan untuk memastikan kebijakan akses yang efektif.
Baca Juga: Cloud Security: Pengertian & Manfaatnya untuk Perusahaan
Tantangan lainnya yaitu kemampuan integrasinya dengan teknologi lama dan baru karena ternyata tidak selalu kompatibel.
Intinya, sejauh ini standar industri zero trust masih terus berkembang, sehingga organisasi harus tetap adaptif terhadap perubahan kerangka kerjanya.
Hingga tahun 2023, pasar keamanan zero trust diperkirakan terus tumbuh hingga bernilai US$118.5 miliar, seiring berkembangnya jenis ancaman.
Temukan Solusi Zero Trust Terbaik di Edavos
Kesimpulannya, zero trust merupakan kebutuhan vital bagi perusahaan saat ini.
Pendekatannya lebih canggih daripada keamanan biasa, proaktif, dan juga adaptif dengan perkembangan metode-metode serangan cyber.
Untuk membangun zero trust security yang kuat, perusahaan Anda membutuhkan teknologi dan partner jasa IT Security yang dapat melindungi perusahaan Anda secara menyeluruh.
Tingkatkan keamanan perusahaan Anda dengan layanan keamanan canggih dan terintegrasi untuk melindungi aset penting, seperti Cisco Umbrella dari Edavos. Kami menyediakan solusi IT terdepan untuk pengalaman yang seamless dan perlindungan yang andal.
What are the key principles underlying zero trust security, and how do they differ from traditional security approaches?
Telkom University
Based on the article, here are the main principles behind zero trust security:
1. Continuous Verification
2. Micro-Segmentation Access
3. Borderless Security
4. Assume Breach
Here are some key differences between zero trust security and the traditional security approach:
1. Traditional Security Approach
– Focuses on the network perimeter.
– Relies on one-time authentication.
– Grants full access to authenticated users.
– Requires VPN infrastructure for remote access.
2. Zero Trust Security:
– Focuses on continuous verification and authorization.
– Limits access based on need and context.
– Monitors user behavior for suspicious activity.
– Allows for borderless access without VPNs.
Conclusion
Zero trust security is a more modern and proactive approach to IT security. It helps organizations better protect their data and resources from various threats.
If you would like to discuss further, we are ready to assist. Please contact us via WhatsApp or Email.