WiFi Design: Cara Membangun Jaringan Nirkabel yang Efisien
WiFi design adalah proses merancang jaringan WiFi untuk mendapat cakupan yang lebih luas dan throughput yang memadai.
Catatan: Koneksi WiFi di kantor Anda tidak stabil? Saatnya periksa jaringan WiFi anda dengan WiFi Assessment eksklusif dari Edavos, daftarkan diri anda sekarang! Jika Anda membutuhkan Solusi IT lainnya kami memiliki berbagai layanan Jasa IT Terbaik yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis Anda.
Di tengah maraknya penggunaan IoT dan aplikasi berbasis cloud, perencanaan WiFi yang matang memang memiliki peranan penting.
Desain yang baik memungkinkan perusahaan Anda memanfaatkan potensi penuh jaringan nirkabel di kantor.
Oleh karena itu, artikel ini akan membahas semua yang perlu Anda ketahui tentang prinsip WiFi design.
Topik yang akan dibahas:
Pentingnya WiFi Design
Jika merencanakan instalasi WiFi secara asal-asalan, kemungkinan Anda akan sering mengalami masalah WiFi tidak stabil atau sinyal bar WiFi hilang.
Bagaimana itu terjadi?
Permasalahan paling umum biasanya karena peletakan access point yang tidak dapat menjangkau pengguna di suatu area.
Kedua, jumlah access point kurang, sehingga tidak mampu lagi menampung koneksi dari pengguna.
Sama halnya seperti mendesain LAN, jaringan WiFi juga membutuhkan perhatian khusus agar permasalahan di atas tidak menjadi penghambat.
Selanjutnya, mari pahami apa saja jenis-jenis pendekatan untuk mendesain WiFi.
Jenis-Jenis Desain WiFi
Dalam desain jaringan WiFi, secara fundamental terdapat dua macam pendekatan yang berbasis cakupan dan kapasitas. Berikut penjelasannya:
A. Desain Berbasis Cakupan
Pendekatan ini berfokus pada bagaimana cara mencakup suatu area dengan sinyal WiFi yang kuat secara menyeluruh.
Biasanya, desain berbasis cakupan digunakan di lokasi seperti pabrik, gudang, rumah sakit, dan kantor.
Jumlah perangkat WiFi yang terhubung relatif kecil, sebanding dengan ukuran area cakupannya.
Secara umum, ada tiga faktor penentu dalam desain berbasis cakupan, yakni:
Area Cover
Maksudnya adalah banyaknya ruangan yang harus tercakup oleh WiFi dan berapa luasnya.
Band Steering
Apa itu band steering pada WiFi? Singkatnya, fitur ini berguna untuk memantau dan mengatur alokasi frekuensi radio dalam jaringan WiFi.[2]
Fungsi band steering adalah menetapkan semua client WiFi ke jaringan nirkabel yang paling optimal. Pilihan frekuensinya 2.4GHz atau 5GHz.
Jenis Paket
Selanjutnya adalah jenis paket dalam lalu lintas WLAN, apakah itu VoIP, video, atau data.
Faktor-faktor di atas menjadi acuan penting pada saat Anda mendesain dan merencanakan posisi access point.
Baca Juga: Pentingnya WiFi Survey untuk Meningkatkan Produktivitas
B. Desain Berbasis Kapasitas
Pendekatan kedua berfokus pada penyediaan sinyal WiFi berkualitas ke banyak perangkat di area yang sempit, contohnya perpus, lab, atau kantor yang sibuk.
Selain jangkauan sinyal, beberapa faktor lain harus dipertimbangkan pada pendekatan ini meliputi:
Jumlah Perangkat yang Terhubung per Access Point
Catat jumlah semua jenis perangkat yang sering dipakai pengguna, misalnya ponsel, laptop, CCTV, printer, TV, dll.
Hal ini penting supaya Anda mengetahui seberapa besar WiFi workload.
Jenis Aplikasi yang Digunakan
Selanjutnya, cari tahu aplikasi apa saja yang berjalan di masing-masing perangkat.
Pemutar video, email, web browser, dan lainnya memberikan workload yang berbeda-beda.
Setelah mengetahui jenis-jenisnya, sekarang Anda bisa mulai membuat perencanaan instalasi WiFi.
Predictive WiFi Design
Predictive design adalah metode memprediksi sebuah jaringan WLAN dengan mempertimbangkan beberapa aspek, seperti:
1. Layout Area
Di tahap awal, Anda harus memiliki layout area yang presisi sesuai kondisi asli di lapangan.
2. Walls & Floors
Setelah memiliki layout, selanjutnya lakukan survei ke lokasi untuk mengetahui jenis material dinding dan perabotan di lingkungan instalasi WiFi.
Pasalnya, ketebalan benda sangat memengaruhi kualitas sinyal. Jenis-jenis benda beserta satuan hambatannya yang paling umum adalah sebagai berikut:
- Window, Thick: 3.0 dB
- Window, Interior: 1.0dB
- Wall Dry Hollow: 2.dB
- Wall Dry: 3.0dB
- Concrete: 12.0 dB
- Cinder Block: 5.0 dB
- Brick: 10.0 dB
- Shelf Warehouse: 27.0 dB
- Shelf Retail: 5.0 dB
- Marbel: 6.0 dB
- Elevator Shaft: 30.0 dB
- Door Thin: 2.0 dB
- Door Hollow Wood: 4.0 dB
- Door Interior Office : 4.0 dB
- BookShelf: 2.0 dB
3. Antena
Secara fisik terdapat dua jenis antena, internal dan eksternal.
Antena internal sudah tertanam di dalam access point, sedangkan yang eksternal berada di luar access point dan bisa diarahkan.
4. Channel
Ketika merancang jaringan WiFi, memilih channel yang tepat sangat penting untuk memastikan kinerja menjadi lebih optimal.
Saran channel WiFi yang stabil pada band 2.4 GHz adalah channel 1, 11, 6. Coba untuk memilih yang paling kosong dari ketiga opsi.
Sementara itu pada band 5 GHz, cukup pilih channel yang sejauh mungkin dari channel lain.
Untuk menemukan channel terbaik, gunakan alat seperti WiFi Analyzer sebagai patokan.
Baca Juga: WiFi Assessment: Solusi Masalah Internet Lambat untuk Bisnis
5. Posisi Access Point
Inilah hal yang paling penting, yakni di mana Anda meletakkan perangkat access point dan berapa banyak jumlahnya.
Jika Anda salah memilih tempat atau jumlahnya kurang, maka WLAN pasti tidak akan bekerja secara optimal.
Pada bagian selanjutnya, kami akan menjelaskan tentang apa saja alat bantu dalam melakukan WiFi design.
WiFi Design Tools yang Paling Berguna
Alat-alat ini menawarkan kemudahan untuk menganalisis, memvisualisasikan rencana, dan memperkirakan kinerja WiFi secara lebih akurat:
1. WiFi Desainer Tools
Aplikasi ini merupakan alat utama dalam merancang jaringan WiFi. Contohnya Ekahau Site Survey dan Acrylic WiFi Heatmaps.
Fitur-fitur yang ditawarkan antara lain:
- Pembuatan denah dengan penempatan access point secara virtual
- Simulasi kekuatan sinyal dan cakupan WiFi
- Analisis interferensi
- Rekomendasi channel yang tidak ramai
2. Aplikasi WiFi Survey
Selanjutnya, ada pula aplikasi untuk melakukan survei dan mengumpulkan data di lapangan secara langsung.
Aplikasi seperti NetSpot, WiFi Analyzer, dan Ekahau, memungkinkan Anda untuk:
- Memindai dan memetakan sinyal WiFi di area tertentu
- Mengidentifikasi sumber interferensi sinyal
- Mengumpulkan data kekuatan sinyal
- Membuat laporan survei yang terperinci
3. Alat Pengujian Kinerja WiFi
Setelah mengimplementasikan jaringan WiFi, Anda memerlukan alat pengujian kinerja WiFi untuk memastikan jaringan berfungsi sesuai rencana desain.
Contoh alatnya seperti Fluke Networks dan NETSCOUT.[4] Fungsinya yaitu:
- Mengukur latensi dan kualitas jaringan
- Mendeteksi masalah konektivitas
- Menganalisis distribusi workload WiFi
- Melakukan pemecahan masalah
Studi Kasus WiFi Design dengan Model Predictive Design
Pada bagian ini, kami akan memberi contoh desain WLAN dengan metode predictive design. Tools yang Anda gunakan adalah Ekahau.
Pada tahap pertama, input data seperti yang disebutkan di bawah ini, misalnya:
Layout Ruangan
- Panjang: 40 meter
- Ruang: Staff, Receptionist, Conference Room
- Layout Office
Jumlah Pengguna
- Staff Area: 38 pengguna
- Ponsel: 38 unit
- Laptop: 38 unit
- Receptionist: 10 pengguna
- Ponsel: 5 unit
- Laptop: 2 nit
- Conference Room: 30 pengguna
- Ponsel: 30 unit
- Laptop: 30 unit
Aplikasi yang Dijalankan
- HD Video
- Web Browsing
- Webex
Jenis Dinding & Perabotan
- Wall Concrete: 12.0 dB
- Door Interior Office: 4.0 dB
- Wall Cinder Block: 5.0 dB
Access Point
- Cisco Meraki MR 46
- SSID: OfficeStaff, OfficeGuest
Langkah-Langkah Wifi Design dengan Ekahau Pro Planner
Berikut ini step-by-step membuat WiFi Design dengan metode predictive design menggunakan alat dari Ekahau:
1. Scaling Luas Layout
Pertama, input layout pada aplikasi Ekahau, kemudian buat ukuran luas layout tersebut.
Aplikasi akan melakukan penghitungan otomatis, Anda cukup masukan panjang dan lebarnya saja.
2. Area Mapping
Setelah itu, lakukan mapping area berdasarkan jumlah pengguna dan perangkat di ruangan tersebut.
3. Menggambar Dinding pada Layout
Gambar dinding sesuai keadaan di lokasi berdasarkan warna. Pastikan Anda menggambarnya secara akurat.
4. Planning dengan auto-planner
Pada bagian ini, ada beberapa hal yang Anda perlu atur, di antaranya:
- Tipe access point
- Transmitter power
- Tinggi access point secara vertikal dari lantai ke atas
- Channel Width
- Minimum Data Rate
- Band Steering
- Jumlah SSID
Supaya lebih mudah, gunakan saja fitur auto-planner dari Ekahau atau boleh juga mengaturnya secara manual.
5. Hasil Planning
Setelah menginput semua kebutuhan di atas, Ekahau akan menghasilkan gambar berupa jumlah access point, letaknya, channel berapa, dan seterusnya.
Contoh hasil generate Ekahau:
- Jumlah AP: 6 Units
- Channel: enable 2.4GHz dan 5GHz
- Letak AP: Staff 4 unit, Conference Room 1 unit, Receptionist 1 unit.
Tips Mengoptimalkan Kinerja Jaringan di Kantor
Agar koneksi kita lebih stabil, tipe koneksi yang harus kita gunakan adalah wired connection alias dengan kabel.
Beberapa alasan mengapa koneksi kabel lebih stabil daripada WiFi, antara lain karena tidak terpengaruh interferensi, bandwidth lebih besar, latensi rendah.
Di sisi lain, WiFi benefit terbaik adalah mobilitas dan fleksibilitas. Jadi solusinya, kombinasikan koneksi kabel dan WiFi sesuai kebutuhan perusahaan.
Baca Juga: Manfaat WiFi Analyzer Software dalam Proses WiFi Assessment
Dengan demikian, Anda akan mendapatkan koneksi yang stabil di kantor untuk segala jenis perangkat.
Penutup
Dengan semakin banyaknya perangkat yang perlu terhubung ke jaringan, maka WiFi design yang baik memegang peranan krusial.
Merancang jaringan WiFi yang optimal memastikan bahwa konektivitas nirkabel di kantor Anda benar-benar mendukung produktivitas dan efisiensi operasional.
Semoga setelah ini Anda memiliki wawasan yang luas dan lebih aware terhadap pentingnya melakukan WiFi design.
Edavos adalah perusahaan IT yang juga melayani desain dan implementasi solusi WiFi terbaik untuk bisnis Anda. Dengan tim ahli yang berpengalaman, kami akan memastikan jaringan WiFi Anda dapat memenuhi kebutuhan konektivitas secara optimal.