Mengatasi Masalah WiFi Tidak Stabil di Kantor Kontraktor Padat Pengguna

Kapasitas jaringan dalam gedung harus dirancang sesuai dengan jumlah perangkat nirkabel yang terhubung.

Inilah tantangan utama lingkungan kerja modern, terutama yang mengandalkan ratusan perangkat aktif setiap harinya.

Salah satu klien kami memiliki satu lantai kantor dengan sekitar 150-200 perangkat harus terhubung secara bersamaan ke jaringan WiFi.

Namun, koneksi yang lambat hingga seringnya perangkat terputus menjadi masalah harian yang sangat mengganggu operasional mereka.

Oleh karenanya, diperlukan WiFi assessment dan tuning secara menyeluruh agar jaringan bisa bekerja optimal.

Mereka pun menggandeng Edavos untuk menuntaskan masalah ini. Harapannya, konektivitas nirkabel makin stabil dan siap menangani beban tinggi setiap harinya.

Siapa klien yang menjadi fokus studi kasus ini dan bagaimana proses asesmen yang kami lakukan?

Profil Klien dan Tantangannya

Klien dalam studi kasus ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi gedung bertingkat dengan kegiatan operasional yang padat dan mobilitas tinggi di lingkungan kantornya.

Sebagai pusat koordinasi proyek sekaligus komunikasi internal, satu lantai kantor menjadi titik krusial dalam aktivitas harian perusahaan. Di sinilah ratusan perangkat terhubung ke jaringan WiFi secara bersamaan.

Namun, jaringan yang ada nyatanya tidak mampu menjawab kebutuhan tersebut. Meski sudah menggunakan lima AP, masih sering muncul keluhan dari karyawan.

Masalah paling mencolok terjadi pada saat online meeting, di mana koneksi tiba-tiba terputus. Situasi ini tentu sangat mengganggu ritme kerja tim.

Itulah alasan WiFi assessment menjadi tindakan yang dibutuhkan.

Analisis Kekuatan Sinyal & Performa

Untuk lebih memahami akar permasalahan secara akurat, tim Edavos segera memulai dengan analisis komprehensif. Kami menggunakan perangkat dan metode standar industri untuk memetakan kondisi jaringan WiFi di kantor klien.

Bagaimana Kondisi Sinyal WiFi Mereka?

Analisis yang kami lakukan mengacu pada rekomendasi Ekahau Best Practice.^[1]

Berdasarkan hasil pengukuran, kami menemukan bahwa kekuatan sinyal WiFi di beberapa area gedung belum memenuhi standar minimal, yaitu -67 dBm untuk 2.4 GHz maupun 5 GHz. 

Titik yang menunjukkan sinyal lemah tersebut berdampak langsung pada kecepatan data serta kestabilan koneksi.

Apa saja faktor yang memengaruhi sinyal?

Dari hasil analisis WiFi heatmap yang kami dapatkan, berikut beberapa faktor yang paling memengaruhi kualitas sinyal WiFi di kantor kontraktor ini:

• Interferensi: Terutama pada AP 2.4 GHz, banyak interferensi channel akibat penggunaan yang tumpang tindih antar AP.
• Blind Spot Area: Beberapa area kami identifikasi sebagai zona blind spot karena sinyal tidak mencapai atau di bawah ambang minimal.
• Tingkat Noise: Tingkat noise yang tidak ideal biasanya terjadi karena ada gangguan dari perangkat non-WiFi atau peralatan elektronik lain di lingkungan sekitar.

⭐ Baca Juga: Memahami WiFi Heatmap Kekuatan Sinyal pada Desain Jaringan

Evaluasi Performa Jaringan

Selanjutnya, dalam evaluasi performa, salah satu temuan awal adalah jumlah pengguna yang melebihi kapasitas per AP. 

Hal ini tentu menyebabkan degradasi performa secara signifikan seperti internet menjadi lambat, perangkat sering terputus, dan jaringan menjadi tidak stabil.

Selain itu, jumlah AP yang aktif sebenarnya juga sudah tidak sesuai dengan beban jaringan yang terlalu tinggi.

Untuk memverifikasi bahwa masalah memang disebabkan oleh keterbatasan perangkat, tim Edavos meminjamkan perangkat AP pengganti sebagai uji coba. 

Hasilnya, pengetesan dengan perangkat pinjaman berhasil memenuhi ekspektasi klien sekaligus mengonfirmasi dugaan awal kami.

Masalah Utama yang Perlu Diselesaikan

Temuan paling signifikan adalah jumlah AP yang ada, ditambah dengan konfigurasi dan penempatannya saat itu, terbukti kurang memadai untuk menangani kebutuhan konektivitas ratusan perangkat secara simultan. 

Masalah tersebut telah mengakibatkan bottleneck jaringan di banyak titik, sinyal lemah, throughput rendah, dan tingginya latensi. Padahal, setiap AP idealnya melayani jumlah pengguna terbatas demi memastikan performa lebih optimal.

Setelah mengetahui akar masalahnya, kami pun mulai menyusun rekomendasi perbaikan untuk klien.

Rekomendasi Perbaikan

Salah satu manfaat utama WiFi assessment adalah dapat memberikan solusi jangka panjang yang efektif untuk mengatasi semua temuan.

Rekomendasi utama tetap pergantian perangkat WiFi AP.

Kami menyarankan penggunaan AP dengan kapasitas yang jauh lebih mumpuni, setidaknya mampu menangani hingga 100 perangkat pengguna secara bersamaan per unitnya.

Langkah ini akan menjawab masalah loss signal quality yang disebabkan oleh keterbatasan jumlah pengguna per AP pada perangkat lama.

Selain penggantian perangkat, rekomendasi lain juga mencakup beberapa tindakan penting, meliputi:

Peningkatan Cakupan Sinyal Utama

Untuk memastikan cakupan sinyal yang optimal dan merata dari AP, kami menyarankan penyesuaian ulang posisi AP.

Pengaturan channel dan penyesuaian transmitting power juga diperlukan guna mencapai keseimbangan cakupan sinyal di setiap area.

Optimalisasi Kapasitas Pengguna per AP

Meskipun AP baru akan memiliki kapasitas lebih besar, kami tetap merekomendasikan pengaturan batas pengguna per AP pada angka ideal, antara 50 hingga 70 pengguna. 

Pembatasan ini bertujuan menjaga kualitas koneksi dan mencegah satu AP menjadi terlalu terbebani, yang merupakan salah satu biang masalah dari sistem lama.

Mitigasi Interfering Devices

Kami juga menekankan pentingnya menonaktifkan semua AP yang tidak seharusnya berada di area kantor. 

Keberadaan perangkat semacam ini dapat menyebabkan interferensi radio signifikan serta risiko keamanan yang tidak diinginkan.

⭐ Baca Juga: 5 Cara Mengatasi RF Interference WiFi di Lingkungan Bisnis

Mengapa langkah-langkah komprehensif di atas sangat penting? 

Seperti yang telah disampaikan di awal, masalah jaringan di kantor klien terjadi akibat banyak sumber penyebab. 

Pergantian AP mengatasi isu kapasitas, sementara poin-poin lainnya memastikan bahwa infrastruktur baru akan beroperasi pada kondisi paling optimal.

Implementasi Solusi

Tidak selesai pada tahap WiFi assessment, tetapi Edavos dipercaya untuk menjalankan implementasi solusi yang direkomendasikan.

Kami menjalankannya secara bertahap dan terukur. Berikut rangkaian langkah yang kami lakukan di lapangan:

1. Mendapatkan Data Parameter WiFi yang Ada

Langkah pertama sudah kami jelaskan sebelumnya, yakni melakukan pengumpulan data teknis dari jaringan yang sudah berjalan.

Tim menggunakan Ekahau Site Survey untuk mengukur kekuatan sinyal, interferensi channel, SNR, serta mencatat distribusi jumlah pengguna per AP.

Dengan data ini, kami bisa melihat secara jelas di mana saja titik-titik rawan gangguan serta area yang mengalami overload perangkat.

2. Peminjaman Perangkat untuk Pengetesan

Sebelum benar-benar mengganti perangkat, Edavos meminjamkan sejumlah perangkat AP dengan spesifikasi lebih tinggi sebagai pembanding.

Tujuannya untuk mengonfirmasi dugaan bahwa kendala utama terletak pada keterbatasan perangkat.

Ternyata, perangkat pengganti ini memang mampu melayani hingga 100 perangkat aktif secara bersamaan tanpa mengalami penurunan performa.

3. Pengadaan Perangkat Pengganti

Setelah perangkat pinjaman dari kami memastikan dugaan masalah utama dan mendapatkan persetujuan dari klien, langkah berikutnya adalah pengadaan barang.

Tim kemudian melanjutkan dengan instalasi permanen AP baru dengan tuning sesuai yang tepat di seluruh area kantor.

4. Melakukan Tuning Parameter

Berbekal data dari hasil analisis, kami melakukan penyesuaian konfigurasi jaringan atau tuning pada perangkat pengujian.

Proses tuning mencakup mengatur ulang transmit power, mengoptimalkan pemilihan channel, serta menyetel channel width agar sesuai dengan karakteristik lingkungan kantor perusahaan konstruksi.

Berikut beberapa pengaturan AP terbaru:

• Kami menyesuaikan nilai ambang batas AP dari -85 dBm menjadi -67 dBm. Penyesuaian ini berguna untuk mengurangi masalah roaming antar AP supaya perangkat pengguna terhubung ke AP dengan sinyal terbaik di area kerja.
• Untuk frekuensi 2.4 GHz, transmit power diatur ke level Medium-Low. Sebaliknya, pada frekuensi 5 GHz kami atur ke level Medium-High. 
• Kami juga melakukan perubahan pada channel width menjadi 40-80 MHz sebagai langkah untuk mengurangi noise maupun interferensi antar channel.

Langkah-langkah tersebut efektif memperbaiki kualitas sinyal di seluruh area kantor.

Hasil Implementasi

Setelah seluruh AP baru terpasang dan terkonfigurasi secara optimal mengikuti rekomendasi di awal, hasil akhirnya sesuai harapan. 

Para pengguna di kantor klien kini dapat menikmati konektivitas WiFi yang stabil, cepat, dan andal. 

Kekuatan sinyal lebih merata sesuai dengan kebutuhan area cakupan setiap AP yang telah direncanakan. Interferensi antar channel maupun potensi data loss pun jauh berkurang.

Selain itu, dengan penempatan AP yang strategis, kini pengguna juga dapat disegmentasi sehingga membuat pengelolaan serta alokasi sumber daya jaringan jadi efisien.

Keluhan terkait koneksi yang tidak stabil pun telah teratasi sepenuhnya.

“Jaringan nirkabel yang andal memungkinkan karyawan untuk tetap produktif dengan akses tanpa batas ke sumber daya penting, terlepas dari lokasi mereka di lingkungan kerja (roaming)”.^[2] ~ Cisco

Pentingnya WiFi Assessment di Lingkungan Kantor dengan Pengguna yang Padat

Studi kasus ini menunjukkan bahwa WiFi assessment adalah langkah strategis untuk memastikan infrastruktur jaringan siap menghadapi beban kerja modern.

Melalui evaluasi yang tepat, perusahaan bisa lebih yakin bahwa solusi yang diambil benar-benar menyelesaikan masalah yang terjadi, bukan sekadar tambal sulam.

Jika perusahaan konstruksi Anda juga mengalami kendala serupa, Edavos siap membantu dengan layanan WiFI assessment menyeluruh yang terukur.

Hubungi kami untuk konsultasi gratis dan temukan solusi paling tepat untuk jaringan WiFi di kantor Anda!